Tsunami dalam bahasa Jepang berarti " gelombang pasang di pelabuhan" yang terjadi di Indonesia dan dunia disebabkan oleh pergeseran vertikal lempeng bumi dibawah dasar laut dalam dengan sumber atau pusat gempa dengan posisi dilepas pantai. Perubahan dasar laut secara mendadak akibat patahan subduksi saat gempa diikuti pula dengan perubahan taempat massa air laut secara mendadak serta diikuti pula dengan perubahan elevasi muka air laut yang dapat menimbulkan gelombang air laut yang sangat panjang (dapat mencapai 800 km) dengan periode gelombang yang sangat lama (dapat mencapai 60 menit).
Gelombang tersebut menjalar dengan kecepatan sangat tinggi (dapat mencapai 800 km/jam) secara frontal dengan arah tegak lurus terhadap bidang pergeseran subduksi pada dasar laut. Tsunami yang terjadi dapat mengalami refraksi, defragsi, dan shoalding, sehigga dalam penjalarannya ke pantai dapat berubah menjadi gelombang yang sangat tinggi. Tidak semua yang terjadi dilepas pantai mengakibatkan adanya tsunami karena akan tergantung besar kecilnya magnitude dan pusat gempa.
Berdasarkan peta tsunami di Indonesia (Badan Meteorologi dan Geofisika), tsunami akibat letusan gunung berapi terjadi 4 kali, yang terbesar adaldah akibat letusan gunung Krakatau (1883) yang rambatan gelombangnya sampai ke pantai barat dan selatan pulau Kalimanatan, pantai selatan Sumatra, dan pantai utara barat Jawa. Selanjutnya tsunami yang terjadi di pantai utara Nusa Tenggara Barat, di pantai selatan Nusa Teggara Timur dan Sulawesi Utara.
Tsunami yang diakibatkan oleh gempa tektonik sebanyak 17 kali terjadi di pantai barat dan selatan Sumatra; 4 kali di pantai timur Sumatra; 6 kali di selatan pantai Jawa; 5 kali terjadi di pantai Jawa; 10 kali terjadi dipantai selatan dan utara Nusa Tenggara; dua kali terjadi di pantai utara Timor; satu kali terjadi di Pantai utara dan abrat pulau Irian jaya. Gelombang yang diakibatkan oleh angin jauh lebih kecil, baik tinggi gelombang, panjang gelombang, kecepatan menjalar gelombang dari gelombang yang diakibatkan oleh tsunami
source: www.acehdisaster.blogspot.com
Gelombang tersebut menjalar dengan kecepatan sangat tinggi (dapat mencapai 800 km/jam) secara frontal dengan arah tegak lurus terhadap bidang pergeseran subduksi pada dasar laut. Tsunami yang terjadi dapat mengalami refraksi, defragsi, dan shoalding, sehigga dalam penjalarannya ke pantai dapat berubah menjadi gelombang yang sangat tinggi. Tidak semua yang terjadi dilepas pantai mengakibatkan adanya tsunami karena akan tergantung besar kecilnya magnitude dan pusat gempa.
Berdasarkan peta tsunami di Indonesia (Badan Meteorologi dan Geofisika), tsunami akibat letusan gunung berapi terjadi 4 kali, yang terbesar adaldah akibat letusan gunung Krakatau (1883) yang rambatan gelombangnya sampai ke pantai barat dan selatan pulau Kalimanatan, pantai selatan Sumatra, dan pantai utara barat Jawa. Selanjutnya tsunami yang terjadi di pantai utara Nusa Tenggara Barat, di pantai selatan Nusa Teggara Timur dan Sulawesi Utara.
Tsunami yang diakibatkan oleh gempa tektonik sebanyak 17 kali terjadi di pantai barat dan selatan Sumatra; 4 kali di pantai timur Sumatra; 6 kali di selatan pantai Jawa; 5 kali terjadi di pantai Jawa; 10 kali terjadi dipantai selatan dan utara Nusa Tenggara; dua kali terjadi di pantai utara Timor; satu kali terjadi di Pantai utara dan abrat pulau Irian jaya. Gelombang yang diakibatkan oleh angin jauh lebih kecil, baik tinggi gelombang, panjang gelombang, kecepatan menjalar gelombang dari gelombang yang diakibatkan oleh tsunami
source: www.acehdisaster.blogspot.com