PANDEGLANG - Hujan deras yang disertai angin kencang mengakibatkan tiga kapal tongkang pengangkut batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuan 2 dan dua tug boat terdampar di Pantai Karang Cijarilah, Kampung Lampe, Desa Cigondang, Kecamatan Labuan, Selasa (18/11) dini hari. Sementara 716 rumah dan 258 hektar sawah di Kecamatan Patia terendam banjir, Kamis (19/11), sekira pukul 10.00 WIB.
Tidak ada korban jiwa dari dua musibah ini kecuali terhambatnya pengiriman batu bara ke PLTU dan kerugian materi puluhan juta rupiah akibat ratusan hektar pesawahan terendam air. “Terdamparnya lima kapal (dua unit jenis tug boat dan tiga tongkang) karena angin besar yang disertai hujan deras. Kapal-kapal itu terseret ke daratan karena diterjang ombak besar,” kata Adi Mulyadi, teknisi kapal tongkang yang ditemui Radar Banten usai memperbaiki kapal, Kamis (19/11).
Dua di antaranya membentur karang hingga bocor, sementara kapal lainnya mendadak berhenti. “Dua kapal yang bocor sedang kami perbaiki,” kata Yadi. Dedi Sumardi, Humas PLTU Labuan 2 membenarkan terdamparnya kapal tongkang pengirim batu bara untuk PLTU Labuan 2. Kata dia, dampak musibah ini bukan tanggung jawab PLN, melainkan kewajiban perusahaan pengirim barang. “Kontrak kerja yang kami buat dengan para suplier batu bara seperti itu. PLN tidak mau tahu masalah yang terjadi pada saat pengiriman, kecuali menerima barang (batu bara-red) di tempat,” katanya.
Dedi mengatakan terdamparnya tiga kapal berisi batu bara tak mengganggu aktivitas pembangkit listrik PLTU Labuan 2. “Persediaan batu bara kami masih cukup. Mesin pembangkitan berkekuatan 1x300 MW masih tetap bisa beroperasi,” katanya.
BANJIR
Sementara di Kecamatan Patia dilaporkan, hujan deras membuat 716 rumah dan 258 hektar sawah terendam banjir dengan ketinggian air 50 sampai 100 centimeter. Camat Patia Maman mengatakan, 716 rumah yang terendam tersebar di delapan desa. Masing-masing Desa Terusan, Babakan Keusik, Cimoyan, Ciawi, Idaman, Surianeun, Rahayu, dan Desa Patia. “Paling parah terjadi di Desa Idaman, Surianeun, dan Desa Rahayu,” kata Maman.
Sementara Tb Ade Mulyana, Koordinator Tagana Kabupaten Pandeglang menerangkan, selain belum ada bantuan makanan, peralatan evakuasi untuk korban banjir juga belum datang. “Saya tahu musibah ini tadi pagi (kemarin-red) lewat telepon,” katanya. (zis)
sumber: Radar Banten
Tidak ada korban jiwa dari dua musibah ini kecuali terhambatnya pengiriman batu bara ke PLTU dan kerugian materi puluhan juta rupiah akibat ratusan hektar pesawahan terendam air. “Terdamparnya lima kapal (dua unit jenis tug boat dan tiga tongkang) karena angin besar yang disertai hujan deras. Kapal-kapal itu terseret ke daratan karena diterjang ombak besar,” kata Adi Mulyadi, teknisi kapal tongkang yang ditemui Radar Banten usai memperbaiki kapal, Kamis (19/11).
Dua di antaranya membentur karang hingga bocor, sementara kapal lainnya mendadak berhenti. “Dua kapal yang bocor sedang kami perbaiki,” kata Yadi. Dedi Sumardi, Humas PLTU Labuan 2 membenarkan terdamparnya kapal tongkang pengirim batu bara untuk PLTU Labuan 2. Kata dia, dampak musibah ini bukan tanggung jawab PLN, melainkan kewajiban perusahaan pengirim barang. “Kontrak kerja yang kami buat dengan para suplier batu bara seperti itu. PLN tidak mau tahu masalah yang terjadi pada saat pengiriman, kecuali menerima barang (batu bara-red) di tempat,” katanya.
Dedi mengatakan terdamparnya tiga kapal berisi batu bara tak mengganggu aktivitas pembangkit listrik PLTU Labuan 2. “Persediaan batu bara kami masih cukup. Mesin pembangkitan berkekuatan 1x300 MW masih tetap bisa beroperasi,” katanya.
BANJIR
Sementara di Kecamatan Patia dilaporkan, hujan deras membuat 716 rumah dan 258 hektar sawah terendam banjir dengan ketinggian air 50 sampai 100 centimeter. Camat Patia Maman mengatakan, 716 rumah yang terendam tersebar di delapan desa. Masing-masing Desa Terusan, Babakan Keusik, Cimoyan, Ciawi, Idaman, Surianeun, Rahayu, dan Desa Patia. “Paling parah terjadi di Desa Idaman, Surianeun, dan Desa Rahayu,” kata Maman.
Sementara Tb Ade Mulyana, Koordinator Tagana Kabupaten Pandeglang menerangkan, selain belum ada bantuan makanan, peralatan evakuasi untuk korban banjir juga belum datang. “Saya tahu musibah ini tadi pagi (kemarin-red) lewat telepon,” katanya. (zis)
sumber: Radar Banten