Penurunan Status G. Anak Krakatau dari Siaga menjadi Waspada



Hasil evaluasi kegiatan G. Anak Krakatau di Provinsi Lampung hingga tanggal 29 Oktober 2009, sebagai berikut:


I. Pendahuluan


Gunungapi Anak Krakatau terletak di Selat Sunda pada posisi geografis 6º06'05.8" Lintang Selatan dan 105º25'22.3" Bujur Timur. Secara administratif terletak di wilayah Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Pemantauan G. Anak Krakatau dilakukan dari dua Pos PGA G. Anak Krakatau di Hargo Pancuran, Kecamatan Raja Basa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung dan Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.


Sejak 3 Juli 2008 G. Anak Krakatau berada dalam status Waspada (Level II). Pada 25 Maret 2009 kegiatan gunungapi ini mengalami peningkatan yang signifikan, dengan tercatat 19 kali letusan. Aktifitas letusan terus berlanjut dan sejak tanggal 6 Mei 2009 status kegiatan dinaikkan dari Waspada (Level II) ke Siaga (Level III).

II. Kegempaan


Berikut disampaikan hasil pengamatan kegempaan yang terjadi pada G. Anak Krakatau yang diamati dari Pos Pasauran, Provinsi Banten dari Agustus 2009 hingga 29 Oktober 2009:


Agustus 2009, terekam 4.311 kali Gempa Letusan dengan amplituda maksimum 3 – 46 mm dan lama gempa 7 – 114 detik; 2.394 kali Gempa Hembusan dengan amplituda maksimum 2 – 22 mm dan lama gempa 10 – 140 detik; 886 kali Gempa Tremor dengan amplituda maksimum 2 – 46 mm dan lama gempa 5 – 547 detik; 2.649 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda maksimum 2 – 20 mm dan lama gempa 2 – 18.5 detik; 9 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda maksimum 18 – 35 mm, S-P 0.5 – 2 detik, dan lama gempa 6 – 25 detik; 6 kali Gempa Tektonik Jauh. Tanggal 16 Agustus 2009 14:38:22 WIB, tercatat Gempa Tektonik pada skala 6.9 SR dengan sumber gempa berada di sebelah selatan Pulau Siberut , Provinsi Sumatera Barat.


September 2009, terekam 541 kali Gempa Letusan dengan amplituda maksimum 7 – 45 mm dan lama gempa 8 – 226 detik dan Gempa Letusan ini terakhir terekam pada 18 September 2009; 356 kali Gempa Hembusan dengan amplituda maksimum 3 – 20 mm dan lama gempa 11 – 161 detik; 278 kali Gempa Tremor dengan amplituda maksimum 6 – 46 mm dan lama gempa 35 – 635 detik; 721 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda maksimum 2 – 20 mm dan lama gempa 2 – 17 detik; 17 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda maksimum 15 – 45 mm, S-P 0.5 – 2.5 detik, dan lama gempa 9 – 26 detik; 5 kali Gempa Tektonik Jauh; 2 kali Gempa Tektonik Lokal.

1 Oktober 2009 - 29 Oktober 2009, terekam 34 kali Gempa Letusan dengan amplituda maksimum 6 – 63 mm dan lama gempa 15 – 197 detik dan Gempa Letusan ini terakhir terekam pada 26 Oktober 2009; 16 kali Gempa Hembusan dengan amplituda maksimum 4 – 23 mm dan lama gempa 13 – 81 detik; tidak terekam Gempa Tremor; 159 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB) dengan amplituda maksimum 2.5 – 26 mm dan lama gempa 2.5 – 15 detik; 20 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplituda maksimum 12 – 65 mm, S-P 0.5 – 2.5 detik dan lama gempa 6 – 27 detik; 10 kali Gempa Tektonik Jauh. Tanggal 16 Oktober 2009 pukul 16:52:50 WIB tercatat Gempa Tektonik skala 6.4 SR dengan sumber Gempa berada di Ujung Kulon – Jawa Barat.

III. Visual

  • Agustus 2009, pengamatan visual ke G. Anak Krakatau pada umumnya tertutup kabut, pada saat nampak jelas teramati asap kelabu menggumpal, tinggi asap 100 m – 1.300 m dari puncak. Terdengar suara dentuman letusan sebanyak 49 kali, terasa 26 kali getaran kaca di Pos PGA Pasauran.
  • September 2009, pengamatan visual ke G. Anak Krakatau pada umum tertutup kabut, pada saat gunungapi nampak jelas tidak teramati adanya kepulan asap. Terdengar 1 kali suara dentuman letusan, terasa 1 kali getaran kaca di Pos PGA Pasauran.
  • 1 Oktober 2009 - 29 Oktober 2009, pengamatan visual ke G. Anak Krakatau pada umum tertutup kabut, pada saat gunungapi nampak jelas tidak teramati adanya kepulan asap.

IV. Kesimpulan
  1. Kegempaan G. Anak Krakatau tidak menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan pasca kejadian gempabumi pada 16 Agustus 2009 pukul 14:38:22 WIB, skala 6.9 SR dengan sumber Gempa Tektonik di selatan Pulau Siberut dan tanggal 16 Oktober pukul 16:52:50 WIB, skala 6.4 SR dengan lokasi sumber gempa berada di Ujung Kulon – Jawa Barat.
  2. Sejak Agustus hingga 29 Oktober 2009, aktivitas kegempaan dan kejadian letusan secara visual G. Anak Krakatau menunjukan penurunan yang siginfikan.
  3. Berdasarkan hasil analisis pemantauan secara visual dan kegempaan, maka terhitung tanggal 31 Oktober 2009 pukul 15:00 WIB status kegiatan G. Anak Krakatau diturunkan dari ”SIAGA” ke “WASPADA”.
V. Rekomendasi
Dengan status Waspada G. Anak Krakatau, maka kami rekomendasikan :
  1. Masyarakat/ Wisatawan diminta tetap tidak mendarat di Pulau G. Anak Krakatau.
  2. Masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung harap tenang dan jangan mempercayai isu-isu tentang letusan G. Anak Krakatau yang akan menyebabkan tsunami.
  3. Masyarakat nelayan dapat melakukan aktivitas di sekitar G. Anak Krakatau.
  4. Masyarakat di wilayah pantai Provinsi Banten dan Lampung harap tenang dan melakukan kegiatan seperti biasa serta senantiasa mengikuti arahan Satlak PB dan Satkorlak PB setempat.
Untuk Informasi dapat menghubungi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (022) 7272606 di Bandung (Provinsi Jawa Barat) atau Pos Pengamatan G. Anak Krakatau (0254) 6514449 di Pasauran (Provinsi Banten)

sumber: http://portal.vsi.esdm.go.id.