LEBAK; Puluhan perwakilan masyarakat adat se-Indonesia mengikuti kegiatan pelatihan pemetaan partisipatif, GIS dan Database di Pendopo Kaolotan Cisitu Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak. Kegiatan yang digelar pengurus besar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, Kesatuan Sesepuh Adat Cisitu Banten Kidul itu bekerjasama dengan Jaringan Kerja Pemetaan Partisifatif (JKPP) dan Forest Watch Indonesia (FWI).
Sekretaris Jendral (Sekjen) Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Abdon Nababan mengatakan, pelatihan akan berlansung selama dua minggu, yaitu sejak Sabtu (23/1) hingga Jumat (6/2). Selain mengikuti rangkaian kegiatan pelatihan, peserta juga diajak lebih mengenal budaya kaolotan Cisitu yang ada di perbatasan Provinsi Banten dan Jawa Barat.
“Kami salut dan bangga karena Kaolotan Cisitu telah mampu merubah pola hidup masyarakat ke arah yang lebih baik dengan tidak mengesampingkan nilai-nilai budaya adat leluhurnya yang telah ribuan tahun eksis. Hal-hal yang positif positif seperti itu nantinya dapat dikembangkan di wilayah komunitas adatnya masing-masing,” ujarnya
Selain itu Abdon juga mengatakan, para peserta merasa bangga kepada satuan kerja non vertical Banten dalam hal ini Direktorat Jendral PU Cipta Karya dan Pemprov Banten, Pemda Lebak yang telah membangun fasilitas adat yang megah dengan biaya tidak sedikit yang didanai pemerintah dari APBN 2009 yang dilaksanakan melalui program satuan non vertical (SNVT) Banten Direktorat Jendral PU Cipta Karya yaitu sebesar Rp1,37 miliar.
“Diharapkan kedepan Kaolotan Cisitu ini menjadi daerah tujuan wisata. Sebab selain memiliki budaya adat, udaranya sejuk dan nyaman juga panoramanya indah sekali. Untuk menuju ke arah sana kami kira harus didukung pula oleh infrstruktur jalan yang memadai,” harapnya.
Di tempat yang sama, Sekretaris kaolotan Cisitu Yoyo Yohenda yang akrab di Uta kepada sejumlah Wartawan, menuturkan, kegiatan tersebut diikuti tidak kurang dari 54 peserta dari berbagai perwakilan masyarakat adat di tanah Indonesia yang diantaranya, wilayah Jawa, Provinsi Bengkulu, Sulawesi Tengah, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat dan Banten selaku tuan rumah.
“Selaku tuan rumah kegiatan, masyarakat merasa bangga karena telah dipilih menjadi tuan rumah kegiatan yang melibatkan peserta dari beberapa provinsi di Indonesia dan diharapkan dari hasil kegiatan ini mempu membawa ke arah yang lebih baik sesuai cita-cita kasepuhan Cisitu yaitu “yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan bermartabat secara budaya dan tetap menjungjung tinggi nilai-nilai leluhur adat kasepuhan cisitu serta hormat dan patuh pada Undang-undang Dasar,” terangnya (INI-Iyan Dahlan)
sumber: www.inibanten.com