Jakarta - Bencana alam dibeberapa daerah yang silih berganti membuat penurunan angka kemiskinan lambat. Pasalnya, banyak masyarakat yang tiba-tiba menjadi miskin akibat kehilangan harta bencanya paska bencana alam.
Demikian disampaikan Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, di Gedung DPR RI, Jakarta (2/1)."Sepanjang tahun lalu, bencana alam datang silih berganti, mulai dari banjir hingga gempa bumi, itu membuat usaha pengentasan kemiskinan terhambat," tuturnya.
Seperti yang diketahui dalam prioritas Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2009, sasaran penurunan realisasi kemiskinan ditetapkan antara 12-14%. Namun pada kenyataannya angka kemiskinan mencapai 14,2%.
Armeda mengatakan, bencana alam turut menggoncang kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Dibutuhkan waktu yang lama untuk bangkit dari kondisi tersebut.
Selain bencana alam, lanjutnya, lambannya pengentasan kemiskinan juga dipengaruhi guncangan ekonomi akibat krisis ekonomi global yang berpengaruh pada laju pertumbuhan ekonomi ditahun 2008 dan 2009, serta perkembangan usaha pada umumnya.
Penyebab lain, kata dia, kondisi pemenuhan kebutuhan dasar kecukupan pangan dan nutrisi, tingkat kesehatan terutama anak-anak serta pemenuhan air bersih yang juga mempengaruhi kualitas kehidupan keluarga masyarakat miskin.
"Masih tingginnya angka kemiskinan juga dipengaruhi oleh fluktuasi harga-harga kebutuhan pokok yang berdampak besar bagi daya beli masyarakat miskin," kata dia. Lebih lanjut Armida mengatakan, untuk menanggulangi kemiskinan pemerintah dalam kurun waktu 2010-014 telah menganggarkan dana sebesar Rp270 trikiun.
"Sementara itu berkaitan dengan pembangunan daerah, penurunan kemiskinan akan sangat bergantung pula dengan pembangunan daerah tertinggal, terpencil serta pembatasan utang yang tertuang dalam Prioritas 9," pungkasnya. [san/cms]
sumber: www.inilah.com