RANGKASBITUNG - Sedikitnya 113 rumah milik warga Baduy luar yang berada di Kampung Kadu Ketug I, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Jumat (16/10) sekira pukul 08.30 WIB, musnah terbakar.
Selain 113 rumah, 10 lumbung padi beserta isinya yang berada di tengah-tengah pemukiman ikut ludes terbakar. Meski tidak terdapat korban jiwa, namun tragedi yang tidak diduga-duga ini mengakibatkan kerugian materil mencapai Rp 1 miliar lebih.
Sekretaris Desa Kanekes, Sapin, mengungkapkan, api berasal dari tungku di dapur rumah milik Jaro Asraf (45). Karena kondisi rumah Jaro Asraf dalam keadaan kosong serta beberapa rumah yang berada di sampingnya juga kosong, api yang kian membesar tidak diketahui warga.
Nah, setelah api merembet ke bagian atas rumah di samping rumah Asraf, beberapa warga yang sedang beraktivitas di huma (lahan pertanian-red) mulai melihatnya. Karena api begitu cepat, warga banyak yang tidak mampu untuk menyelamatkan berbagai barang berharga. Bahkan, padi yang mereka simpan untuk kebutuhan makan di dalam 10 lumbung juga hangus atau tidak dapat diselamatkan.
Bekas lokasi kebakaran, oleh warga setempat langsung dibersihkan. Bahkan puing-puing bangunan yang hangus terbakar langsung disingkirkan. Sore kemarin, mereka kembali berusaha membangun rumah darurat dengan cara kerja bakti. Camat Leuwidamar Khaidir Kadir dan Kapolsek Leuwidamar AKP Martoyo beserta beberapa anggotanya, hingga sore kemarin masih tempak di sekitar lokasi kejadian.
Bantuan Pemkab
Sekitar pukul 14.30 WIB, Pemkab Lebak melalui Bagian Sosial menuju lokasi kejadian untuk menyerahkan bantuan yang diperintahkan Bupati Mulyadi Jayabaya. Jenis bantuan yang bersifat darurat tersebut di antaranya beras 1 ton, puluhan dus mie instan dan lauk pauk, serta 20 unit tenda darurat.
Sementara untuk mengantisipasi terjadinya wabah penyakit, Dinas Kesehatan menerjunkan beberapa petugas medis untuk membuat posko pelayanan kesehatan di sekitar lokasi kebakaran.
Bantuan Pemprov
Wakil Gubernur (Wagub) Banten HM Masduki dan Komandan Korem (Danrem) 064 Maulana Yusuf Banten Kolonel Inf Endro Warsito, Kamis (22/10) memberikan sejumlah bantuan berupa bahan makanan dan pakaian layak pakai kepada para korban bencana kebakaran di Leuwidamar.
“Kami berharap, ke depan warga Baduy bisa lebih waspada terhadap berbagai bencana, terutama kebakaran,” kata Danrem Kolonel Inf Endro Wasito dalam sambutannya sesaat sebelum memberikan bantuan, kemarin.
Meskipun demikian, Endro mengaku pihaknya memberikan apresiasi yang cukup tinggi sekaligus bangga dan bersimpatik terhadap ketegaran warga Baduy yang terkena musibah. Terlebih sifat gotong royong dan kebersamaan yang terlihat begitu kental. “Buktinya, berkat kebersamaan dan gotong-royong warga, puluhan rumah telah terbangun kembali,” katanya.
Sementara itu, Wagub Banten HM Masduki mengatakan, bantuan yang diberikan merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah terhadap warga Bduy yang terkena musibah. “Bantuan ini juga kami kumpulkan dari seluruh warga Banten,” tukasnya. Hadir dalam kesempatan tersebut Komandan Kodim (Dandim) 0603 Lebak Letkol Inf Ridwan, unsur Muspida Kabupaten Lebak dan klub motor dari Kota Serang.
Dikunjungi Gubernur
Selain 113 rumah, 10 lumbung padi beserta isinya yang berada di tengah-tengah pemukiman ikut ludes terbakar. Meski tidak terdapat korban jiwa, namun tragedi yang tidak diduga-duga ini mengakibatkan kerugian materil mencapai Rp 1 miliar lebih.
Sekretaris Desa Kanekes, Sapin, mengungkapkan, api berasal dari tungku di dapur rumah milik Jaro Asraf (45). Karena kondisi rumah Jaro Asraf dalam keadaan kosong serta beberapa rumah yang berada di sampingnya juga kosong, api yang kian membesar tidak diketahui warga.
Nah, setelah api merembet ke bagian atas rumah di samping rumah Asraf, beberapa warga yang sedang beraktivitas di huma (lahan pertanian-red) mulai melihatnya. Karena api begitu cepat, warga banyak yang tidak mampu untuk menyelamatkan berbagai barang berharga. Bahkan, padi yang mereka simpan untuk kebutuhan makan di dalam 10 lumbung juga hangus atau tidak dapat diselamatkan.
Bekas lokasi kebakaran, oleh warga setempat langsung dibersihkan. Bahkan puing-puing bangunan yang hangus terbakar langsung disingkirkan. Sore kemarin, mereka kembali berusaha membangun rumah darurat dengan cara kerja bakti. Camat Leuwidamar Khaidir Kadir dan Kapolsek Leuwidamar AKP Martoyo beserta beberapa anggotanya, hingga sore kemarin masih tempak di sekitar lokasi kejadian.
Bantuan Pemkab
Sekitar pukul 14.30 WIB, Pemkab Lebak melalui Bagian Sosial menuju lokasi kejadian untuk menyerahkan bantuan yang diperintahkan Bupati Mulyadi Jayabaya. Jenis bantuan yang bersifat darurat tersebut di antaranya beras 1 ton, puluhan dus mie instan dan lauk pauk, serta 20 unit tenda darurat.
Sementara untuk mengantisipasi terjadinya wabah penyakit, Dinas Kesehatan menerjunkan beberapa petugas medis untuk membuat posko pelayanan kesehatan di sekitar lokasi kebakaran.
Bantuan Pemprov
Wakil Gubernur (Wagub) Banten HM Masduki dan Komandan Korem (Danrem) 064 Maulana Yusuf Banten Kolonel Inf Endro Warsito, Kamis (22/10) memberikan sejumlah bantuan berupa bahan makanan dan pakaian layak pakai kepada para korban bencana kebakaran di Leuwidamar.
“Kami berharap, ke depan warga Baduy bisa lebih waspada terhadap berbagai bencana, terutama kebakaran,” kata Danrem Kolonel Inf Endro Wasito dalam sambutannya sesaat sebelum memberikan bantuan, kemarin.
Meskipun demikian, Endro mengaku pihaknya memberikan apresiasi yang cukup tinggi sekaligus bangga dan bersimpatik terhadap ketegaran warga Baduy yang terkena musibah. Terlebih sifat gotong royong dan kebersamaan yang terlihat begitu kental. “Buktinya, berkat kebersamaan dan gotong-royong warga, puluhan rumah telah terbangun kembali,” katanya.
Sementara itu, Wagub Banten HM Masduki mengatakan, bantuan yang diberikan merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah terhadap warga Bduy yang terkena musibah. “Bantuan ini juga kami kumpulkan dari seluruh warga Banten,” tukasnya. Hadir dalam kesempatan tersebut Komandan Kodim (Dandim) 0603 Lebak Letkol Inf Ridwan, unsur Muspida Kabupaten Lebak dan klub motor dari Kota Serang.
Dikunjungi Gubernur
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dan Wakil Bupati Lebak Amir Hamzah meminta agar warga adat Baduy mengubah kebudayaan memasak menggunakan tungku di atas amben (bambu). Sebab, hampir setiap kejadian kebakaran di wilayah ulayat Baduy disebabkan karena kelalaian atau karena api yang masih menyala di dalam tungku. Permintaan ini disampaikan keduanya, Senin (19/10) kemarin, saat melakukan kunjungan terhadap korban bencana kebakaran.
“Mempertahankan budaya itu penting, namun jika menyebabkan bencana dan mengancam keselamatan maka hal itu perlu diperhatikan,” kata Atut yang didampingi Kapolda Banten Brigjen Rumiah Karteredjo, beberapa anggota DPRD Banten dari Dapil Lebak dan Wakil Bupati Amir Hamzah.
Atut meminta agar para kasepuhan adat Baduy bisa melakukan diskusi terkait budaya memasak tersebut, sehingga bahaya kebakaran akibat tungku tidak lagi terulang. Apalagi, dalam setahun (2009-red) telah terjadi kebakaran hebat sebanyak 2 kali di wilayah ulayat Baduy dengan penyebab yang sama, yakni akibat api di tungku. “Kami berharap para kasepuhan adat bisa mendiskusikan hal ini (budaya memasak-red),” ungkapnya.
Senada dikatakan Amir Hamzah yang menilai budaya memasak ala warga Baduy memang cukup membahayakan. Karenanya perlu ada kajian mendalam untuk memberikan solusi atas kelanggengan budaya tersebut dengan tanpa membahayakan jiwa dan harta akibat kebakaran. “Budaya yang menjadi ciri khas dan mampu membangun memang harus dilestarikan, namun jika bisa menjadi bencana maka sebaiknya dihilangkan demi kebaikan bersama,” tuturnya.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Desa KanekesJaro Dainah mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan musyawarah terkait persoalan budaya memasak dengan para kasepuhan Baduy sebagaimana anjuran Gubernur Banten dan Wakil Bupati Lebak. “Kami juga malu, karena sering terjadi bencana kebakaran di wilayah Baduy, karena itu secepatnya kami akan melakukan musyawarah besar dengan para kasepuhan,” tukasnya.
Dalam kunjungan kemarin, Pemerintah Provinsi Banten memberikan bantuan berupa beras 3 ton, sembako, obat-obatan, alat rumah tangga, dan peralatan bayi serta uang tunai sebesar Rp 600.000 per rumah. Sementara Kabupaten Lebak memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp 500.000 per rumah, setelah sebelumnya memberikan bantuan 1 ton beras dan puluhan mie instant.
sumber: Radar Banten.
“Mempertahankan budaya itu penting, namun jika menyebabkan bencana dan mengancam keselamatan maka hal itu perlu diperhatikan,” kata Atut yang didampingi Kapolda Banten Brigjen Rumiah Karteredjo, beberapa anggota DPRD Banten dari Dapil Lebak dan Wakil Bupati Amir Hamzah.
Atut meminta agar para kasepuhan adat Baduy bisa melakukan diskusi terkait budaya memasak tersebut, sehingga bahaya kebakaran akibat tungku tidak lagi terulang. Apalagi, dalam setahun (2009-red) telah terjadi kebakaran hebat sebanyak 2 kali di wilayah ulayat Baduy dengan penyebab yang sama, yakni akibat api di tungku. “Kami berharap para kasepuhan adat bisa mendiskusikan hal ini (budaya memasak-red),” ungkapnya.
Senada dikatakan Amir Hamzah yang menilai budaya memasak ala warga Baduy memang cukup membahayakan. Karenanya perlu ada kajian mendalam untuk memberikan solusi atas kelanggengan budaya tersebut dengan tanpa membahayakan jiwa dan harta akibat kebakaran. “Budaya yang menjadi ciri khas dan mampu membangun memang harus dilestarikan, namun jika bisa menjadi bencana maka sebaiknya dihilangkan demi kebaikan bersama,” tuturnya.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Desa KanekesJaro Dainah mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan musyawarah terkait persoalan budaya memasak dengan para kasepuhan Baduy sebagaimana anjuran Gubernur Banten dan Wakil Bupati Lebak. “Kami juga malu, karena sering terjadi bencana kebakaran di wilayah Baduy, karena itu secepatnya kami akan melakukan musyawarah besar dengan para kasepuhan,” tukasnya.
Dalam kunjungan kemarin, Pemerintah Provinsi Banten memberikan bantuan berupa beras 3 ton, sembako, obat-obatan, alat rumah tangga, dan peralatan bayi serta uang tunai sebesar Rp 600.000 per rumah. Sementara Kabupaten Lebak memberikan bantuan uang tunai sebesar Rp 500.000 per rumah, setelah sebelumnya memberikan bantuan 1 ton beras dan puluhan mie instant.
sumber: Radar Banten.