Banten siap antisipasi bencana industri



CILEGON – Jika tidak ada kesigapan pemerintah di tiap kabupaten/kota, bukan tidak mungkin bencana industri dapat mengancam Banten. Saat ini sedikitnya tercatat 34 industri kimia berada di Banten. Dari jumlah tersebut, 30 di antaranya berada di Kota Cilegon.

Demikian dikatakan Ketua Anyer Merak Cilegon-Chemical Manufacturer Assosiation (AMC/CMA) Utun Sutrisna dalam rapat koordinasi (rakor) penanggulangan bencana industri yang dihadiri sekretaris daerah (sekda) kabupaten/kota se-Banten, di Hotel Permata Krakatau Cilegon, Senin (8/2).

Sejumlah sekda yang hadir antara lain, Sekda Pemprov Banten Banten Muhadi, Sekda Cilegon Edi Ariadi, Sekda Lebak Ruswan Efendi, Sekda Pandeglang Endjang Sadina, Sekda Kabupaten Serang Lalu Atharusalam Rais, Kepala Bappeda Kota Tangsel Hasdanil yang mewakili Sekda Kota Tangsel Nanang Komara, Sekda Kota Tangerang Hari Mulya Zein, dan Bappeda Kabupaten Tangerang Hermansyah yang mewakili Sekda Kabupaten Tangerang Benyamin Davnie.

Menurut Utun, kesigapan yang dimaksud berupa pemantauan secara berkala ke tiap industri yang ada. Sehingga, pemerintah menjadi tahu potensi bahaya apa saja yang mungkin terjadi dari tiap industri. “Di sini peran Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan dinas-dinas terkait sangat diperlukan. Karena seperti yang kita ketahui, satu industri kimia saja yang ada di Cilegon mengalami kebocoran dampaknya akan sangat luar biasa. Ini perlu dipantau, dan diawasi,” jelasnya.

Sementara itu, Sekda Pemprov Banten Muhadi menilai perlunya terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan terkoordinasi secara menyeluruh di Banten. “Ini bisa dilakukan dengan menyiagakan Satkorlak (Satuan Koordinator Pelaksana) bencana. Salah satu tugas Satkorlak berdasarkan keputusan Gubernur adalah merumuskan dan menetapkan kebijakan penanggulangan bencana. Serta penanganannya secara cepat dan tepat,” katanya.

Pada bagian lain, Sekda Kabupaten Serang Lalu Atharusalam Rais juga menyoroti pentingnya kesigapan penanganan bencana industri bisa melalui pengasahan kemampuan personel penanggulangan bencana. Salah satunya petugas pemadam kebakaran di sejumlah daerah. “Di Kabupaten Serang sendiri sedang upayakan hal ini,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, Sekda Cilegon Edi Ariadi mengulas keberadaan lembaga Crisis Center penanggulangan bencana yang dimiliki Kota Cilegon. Lembaga ini dipusatkan di Kantor Bappeda. “Crisis Center berpusat di satu titik, untuk mengamati daerah-daerah yang rawan bencana. Baik bencana industri atau bencana alam. Melalui Crisis Center ini, kita bisa berikan sinyal peringatan berupa sirine kepada masyarakat jika bencana terjadi,” kata Edi.

Sinyal peringatan sendiri, lanjutnya, terpasang di dua kawasan yaitu, di PT BCS Kelurahan Grogol, Merak, dan di Kawasan Ciwandan tepatnya di SMPN 9. “Kita (Pemkot Cilegon-red) melaksanakan latihan penanggulangan bencana industri, dan tsunami drill untuk penanggulangan bencana alamnya,” pungkasnya. (air)

sumber: radar banten